Wednesday, August 15, 2012

Siapa Suruh Datang Jakarta !!!


 Jakarta, sebuah kota di Indonesia sekaligus sebagai Ibukota negara Indonesia. Sebuah kota yang bisa dan sangat tepat dibilang sebagai Indonesia kecil, karena semua warga dan penduduknya adalah berasal dari berbagai suku dan daerah yang ada di Indonesia, mulai dari Sabang sampai Merauke, dan itu yang membuat Jakarta sebagai kota yang penuh dengan warna, tak hanya warna yang cerah, warna yang gelap pun ada.

Bagi sebagian orang, Jakarta adalah kota harapan penuh dengan kesempatan, lapangan pekerjaan, dan juga sebagai ladang uang bagi mereka yang bisa memanfaatkan keadaan. Tapi bagi sebagian orang yang lain, Jakarta adalah juga sebagai medan perang, mudah mendapatkan uang juga mudah untuk kehilangan, tak hanya uang sebenarnya, apapun itu bisa dengan mudah didapat dan hilang di kota ini. Kalau tak perhatiin, setiap kejadian yang ada di sinetron, itu terjadi juga di kota ini, agak aneh memang, entah sinetron yang meniru kejadian nyata atau kejadian nyata itu terjadi karena sinetron yang lebay itu?? entahlah...tapi memang semua itu ada.

Dibilang kota yang keras, memang kota ini adalah kota yang keras, saya teringat seorang Ibu di Stasiun Gambir pernah ngobrol dengan saya dan berkata “di Jakarta ini, kalau kita gak nginjek orang, kita yang diinjek dek !!!”, dan saya pun hanya tersenyum mendengarnya. Kenapa, karena saya berpikir, kenapa harus nginjek orang, kenapa gak kita berpikir sebaliknya, mungkin seperti ini “kalau lu nginjek gue, kaki lu yang bakal sakit, gue ini gak gampang buat diinjek !!”, sedikit ekstrim tapi itulah yang saya pikirkan waktu itu.

Setahun lebih hidup di Jakarta, membuat saya belajar banyak hal, SANGAT BANYAK. Awalnya Ibu saya lebih mengharapkan untuk cari duit di kota asal, Semarang. Tapi saya melihat banyak kesempatan di ibukota dan saya bisa lebih berkembang daripada tetap stay di rumah, (well, that's a very common thoughts of foreigner like me :P ). dan itu memang benar, kesempatan lebih banyak datang, dan skill yang saya punya pun jauh berkembang, alhamdulillah.

Saudara saya pernah bilang, “kamu 4 tahun lagi di jakarta, kamu bisa hidup dimana aja di Indonesia”, waktu itu saya sudah setahun lebih hidup di ibukota. Kalau boleh bilang, sekarang saya merasakan yang namanya kesepian, walaupun saya punya banyak teman di kota ini, ada kerjaan yang bisa men-distract pikiran saya, dan banyak keluarga yang juga tinggal di Jakarta, tapi tetep aja sepi, jauh dari keluarga dan teman2 seperjuangan saat saat saya di Semarang, ditambah lagi lebaran tahun ini harus bekerja di kantor. Sedih memang, tapi ini adalah hal yang saya pilih dan tanggung jawab yang harus saya kerjakan, and I really aware of that.

Banyaknya dan seringnya godaan pun juga ujian kadang2 bikin kebobolan juga, mungkin Allah ngasih itu ke saya biar saya lebih sadar kalo hidup di kota ini memang gak gampang, bisa gak kita jaga ibadah, bisa gak kita jaga iman, dan bisa gak kita jaga diri dan nama baik kita sendiri.

Pada akhirnya memang feeling yang saya rasakan akhir2 ini untuk berjuang di kota asal, dekat dengan keluarga dan biar bisa memperbaiki ibadah, dan selain dua hal itu pun sebenernya masih banyak pertimbangan2 lain yang setelah tak pikir2, mungkin itu memang tugas dan kewajibanku untuk mengatur semua hal yang ada di semarang. Terpikir untuk merubah mindset bahwa tak selamanya di jakarta itu kehidupan akan membaik, membuka usaha, meletakkan hal2 yang “semrawut” kembali di tempatnya masing2, dan lain2. Maybe for a little while, let me live my choice.

Dan pada akhirnya.....”Siapa suruh datang Jakarta !!!!!” :D

No comments:

Post a Comment